coretan pelajaran di akhir tahun 2015

Lama sudah saya tidak menulis .....
Saya sengaja menulis dalam bahasa Indonesia di karenakan saya tidak mau bahasa ibu saya hilang ( sok nasionalis ya hehee) .Dan saya selalu mengakui bahasa asing sayapun tidak secanggih teman teman saya .
Karena apa ? selain dapat di masa bangku sekolah dahulu saya memang tidak berbakat terhadap bahasa tp saya tidak malu utk berkomunikasi walau salah . Karna saya tidak mau orang mencela trus saya jadi minder tidak sama sekali , karena dari kesederhanaan bahasa yg saya punyai saya tetap bisa berkomunikasi dan bisa belajar hehehehee.

3 tahun sudah saya tinggal di negri orang dan selama itu banyak hal hal yg di dapat.
Di setiap tahunnya saya selalu mempunyai suatu pengalaman yg kadang baik ataupun yg tidak baik.
Di tengah tahun dan menjelang 3 tahunku bermukim di negri ini saya mendapatkan ujian ( again and again ) dari kawan lama dan dari bangsa sendiri. Semua berawal dari permintaan sebuah pertolongan ,saat itu hati ini sudah berkata ada keraguan hendak menolongnya krn apa ? .Hati kecil saya berkata ini orang nantinya hanya menimbulkan kesulitan atau fitnah saja dan suamipun sudah seperti memberikan sinyal berkeberatan.
Tapi entah kenapa ( again ) ada satu sisi yg tidak bisa abaikan . Sisi hati untuk membantu .Mungkin sudah bawaan kali ya ...karena pengalaman saat tiba di negri ini betapa sulitnya mencari informasi dan entah harus kemana untuk bertanya hanya pada suami saja selebihnya mencari sendiri,tapi karena saya sudah terbiasa melakukannya semua sendiri sejak dahulu jadi saya tidaklah menemui kesulitan sama sekali.
Oleh karena itu selalu senang bisa membantu orang apalagi dari negri asalku ,yg tidak ku kenal saja ku bantu apalagi yg kukenal walau dahulu ada kejadian yg tidak enak .
Saat itu saya hanya berpikir satu mungkin ini saatnya membuka kesempatan orang tersebut menjadi kawan kembali serta membawa lembaran baru.

Segalanya berjalan baik dan lancar. Dari membantu mencari pondokan dan menggunakan alamat tinggal disinipun ku berikan hingga surat jaminan untuk 6 bulan awal pertama untuk pihak sekolah anaknyapun kuberikan tanpa berpikir lagi.
Hingga terjadilah suatu kejadian yg tidak diduga sama sekali ,dan itu menjadikan puncak dari kesabaranku beberapa bulan yg kutahan pada anaknya dan selalu berkata dalam hati mungkin minggu depan akan berubah tp ternyata tidak sama sekali .Seperti dugaanku diawal semua menjadi tidak makin benar tapi makin keruh, karena satu pihak hanya berpikir kepentingannya tanpa melihat sisi lain .
Karena saya juga manusia yg punya batas kesabaran juga ,jika seseorang apalagi anak masih dibawah umur sudah brani berkata binatang dgn lantang ke diriku ,buat aku sudah tidak adalagi kata toleransi lagi.
Karna buat aku sejak dahulu itu merupakan prinsip sekali , tidak perduli orang itu seorang ningrat,anak pejabat atau siapapun dia berkata seperti itu sangat sangat tidak sopan apapun alasannya.

Bukan tidak mengerti hati seorang Ibu , bukan tidak mengerti perasaan seorang ibu juga.
Tapi kembali lagi tidak ada seorangpun di Indonesia yg mau menerimanya kembali orang itu jika setelah kata kata binatang itu keluar dari mulutnya.Atau orang manapun dari negri asal saya pasti akan marah besar dan tersinggung hatinya jika kata kata binatang keluar dari mulut seseorang.
Maaf sudah kuberikan tapi bukan berarti bisa menerimanya di rumahku atau melupakan keajadian itu .
Dan jika mau jujur satu sama lain sesungguhnya orang tersebut tidak perlu bertanya ke kanan atau ke kiri atau mencari cari siapa yg  benar atau salah atau ada apa sebenarnya yg terjadi tp mencobalah  duduk diam dan berpikir dari mana awal permasalahan itu timbul. Maka sebenarnya mudah masalah itu ada dikarenakan adanya tidak kekonsistenan dan selalu ada perasaan tersaingi hingga segala keputusan dan kesepakatan yg sudah dibuat kemudian di rubah rubah sendiri dan seakan tidak senang orang hidup tenang dan slalu ingin hidup orang kesulitan dan selalu ada rasa irihati atau ambisius berlebihan hingga menimbulkan efek yg tidak baik .

Sejak kejadian itu saya belajar suatu hal , jangan percaya terhadap seseorang yg dari masa lalu khususnya yg pernah bersinggungan juga di masa lalu .Karena karakter seseorang tidak akan berubah .
Jika mereka bermulut manis di karenakan mereka butuh sesuatu yg mereka tidak bisa ( bukan aku tidak mengerti ini sejak awal) .
Dan bagi mereka memberikan materi maka segalanya bisa diatur dan tidak urusan hal hal lain.
Hal  itu salah sekali ada hal yg tidak bisa di beli dgn uang .Apalagi di negri ini tentu aku bisa bicara lebih bebas karna tidak ada tekanan sama sekali dan disini masyarakatnya tidak pernah melihat kamu berada atau tidak tp lebih dilihat kesehariannya.
Kadang mereka terlupa satu hal bahwa uang bukanlah segalanya.

Dan suatu pelajaran hidup  juga bahwa mendidik anak itu bukan hanya segalanya tercukupi baik sandang atau pangan.Ada hal hal yg tidak bisa segalanya ditutupi oleh materi . Anak pandai di sekolah nomer satu di dunia sekalipun tapi jika etika atau kesopanan hanya diajarkan hanya sebatas materi saja maka sang anakpun memandang seperti yg diajarkan dan dilihatnya.Sopan hanya di depan orang berada atau sopan saat tampil didepan orang orang penting setelah itu kembali kerumah sopan itu hilang ? harusnya dirumah kesopanan itu harus tetap ada. Kita bisa cara anak itu sopan atau tidak saat bersalaman, krn seperti buku yg aku baca jika seseorang itu bersalaman itu erat maka dia menunjukkan kepribadiannya dan salaman itu bukan sekedar basa basi tapi dilakukan sungguh sungguh karna orang tersebut pertanda menghormati orang yg diajak bersalaman.

Di negeri maju dimana saya tinggal saat ini terkadang saya kagum pada tata cara mendidik para pendidik disini yg slalu mengedepankan kesopanan dan etika. Tanpa sang guru harus menggunakan bajuu seragam tp tetap para pelajarnya sangat sopan. Sejak kecil mereka selalu di ajarkan bagaimana harus berbicara pada orang tua atau bagaimana cara berdiskusi dgn orang tuanya dan para orang tuanyapun jika berbicara dgn anak anaknya menganggap sang anak sudah mengerti segala konsekuensinya dan menganggapnya sudah cukup bisa mengambil keputusan .Ada ajaran mana yg boleh dilakukan dan mana yg tidak boleh dilakukan .
Dan hingga disinipun ada suatu lembaga kursus untuk para orang tua bagaimana cara menghandle para anak anaknya yg dilakukan oleh para ahli phsyichology anak.Dan kursus inipun utk berbagai usia anak.
Kalaupun ada anak yg kurang sopan biasanya mereka mempunyai masalah di backgroundnya dan disini juga ada lembaga khusus untuk anak anak yg sulit diatur dan biasa mereka akan berkunjung rutin pada keluarga yg anaknya bermasalah.

Menghormati dan Sopan itu adalah basic dasar seseorang ,bukan berarti para orang tua itu foedal .Tapi itu sudah etika yg  tidak tertulis dalam tata kehidupan sehari hari atau suatu aturan yg tidak tertulis dalam  tatanan hidup bermasyarakat pada umumnya.
Jika saat kita melepaskan anak hendak bersekolah keluar negri atau keluar dari rumah untuk kost atu sekoalh ke daertah lainpun maka bekal wejangan itu bukan hanya sekedar memberi rambu rambu apa yg bisa dan apa yg tidak boleh dilakukan tapi lebih juga bagaimana cara membawa diri di negri orang atau membawa diri di tempat orang ,bagaimana bertingkah laku terhadap seseorang yg tidak dikenal dan bagaimana cara berbicara pada orang tua atau sesamanya  dan bagaimana bersosialisasi dengan sesama bangsa sendiri ( bagi yg bersekolah di luar negri).

Ibaratnya adalah jangan pernah meminta dunia mengerti kita tapi kita yg harus mengerti dunia karena kita hidup di dunia bukan dunia yg hidup dengan kita .Kitalah yg berpijak pada dunia bukan dunia yg berpijak pada kita.Kita butuh Dunia bukan Dunia butuh kita .Tiada guna kesombongan krn kesombongan juga yg akan menjatuhkan kita nantinya .Menjadi rendah hati slalu itu lebih baik dari pada tinggi hati.
Karna banyak orang justru yg berilmu tinggi mereka lebih rendah hati ketimbang yg sebenarnya mungkin berilmu pas pasan alias tanggung.Karna untuk menutupi kelemahan ilmunya yg pas pasan itu maka mereka selalu sombong .....
Ambisius itu sah sah saja tp juga jangan terlalu terbang meninggi tp juga menapaklah di bumi.
Jangan pernah berbohong sekali berbohong maka seumur hidup harus di lakukan .
Jangan pernah menyeramahi orang sebelum kita tidak bisa melihat kesalahannya sendiri.
Jangan pernah menjudge orang jika belum bisa mengakui diri sendiri salah.

Janganlah memanjakan anak berlebihan ,katakan hal itu salah jika berbuat salah ,katakan benar jika berbuat benar.Jangan pernah memperlakukannya seperti anak anak kecil yg masih dibawah 7 thn jika usia sudah 17 thn menjelang 18 thn . Perlakukan mereka juga seperti mereka layaknya orang dewasa yg mempunyai tanggung jawab dan mengerti segala konsekuensinya. Lebih baik memberikan ketidaknyamanan maka mereka akan belajar dari hal itu untuk menjadi mengerti situasinya dan mencoba nyaman. Berikan mereka pelajaran hidup dgn segala masalahnya dan biarkan mereka bertanggung jawab atas pilihannya. Hingga kelak mereka juga mengerti dan tahu bagaimana mengambil keputusan sendiri .Berikan nasehat kala mereka membutuhkan tapi tidak juga mendikte kehidupannya krn masa dan era orang tua pasti akan berbeda dengan masa atau era sang anak.

Jangan memuja berlebihan pada sang anak tapi ajarkan pada anak bahwa diatas langit masih ada langit tidak ada yg terbaik atau yg sempurna karna segalanya ada yg diatas pasti ada yg atas lagi .
Tapi ajarkan untuk melakukan usaha yg baik untuk hasil yg baik untuk dirinya sendiri bukan untuk orang tua atau pujian orang lain .

Pelajaran lain yg bisa didapat adalah jangan mudah percaya orang apalagi dengan orang orang yg mempunyai masalah dimasa lalu.







Comments

Popular posts from this blog

Mari Berbagi (proses tahapan untuk mendapat kan VISA MVV)

Susah tidak ya ujian Inburgering di tempat asal?

Keramahan Asia